Kamis, 16 Maret 2017

Dampak Korupsi Terhadap Lingkungan

Dampak Korupsi Terhadap Lingkungan
Korupsi sepanjang yang kita tahu selalu berhubungan dengan kejelekan dan kebusukan perilaku seperti penyelewengan kekuasaan. Arti kata korupsi menurut harafiah: kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Kali ini saya akan membahas korupsi yang terjadi terhadap lngkungan. Seperti yang kita tahu bersama, kebakaran terjadi di beberapa daerah di Indonesia, seperti Riau, Jambi, Sumatera selatan, Kalimantan tengah dan Kalimantan barat pada tahun 2014-2015.[1] Dari kebakaran tersebut, kerugian bisa melebihi Rp 20 triliun. Dan pastinya berdampak pada segala aspek, baik sosial, ekonomi, kesehatan, air, dan transportasi.
Kali ini kita akan membehas korupsi dari segi kerusakan lingkungan. Korupsi selalu berkonotasi negatif. Dilihat dari devinisi yang telah disebutkan, dampak negatif korupsi terhadap lingkungan adalah:
(1)   Melemahnya peraturan tentang lingkungan hidup. Produksi dan konservasi lingkungan sulit untuk terwujud dikarenakan adanya korupsi yang melemahkan peraturan tata guna lahan dengan manipulasi keuangan yang ada dari skala kecil (perizinan pemburuan) dan skala besar (melemahkan peraturan pembukaan hutan lindung sebagai lahan perkebunan)[2]

(2)   Degradasi hutan. Pembalakan liar yang dibiarkan oleh petugas, pengangkutan hasil penebangan liar, izin penebangan oleh otoritas dengan sejumlah uang, izin dari pihak konseksi, dan  biaya pembalakan yang besar menyebabkan pembalakan menyebar untuk menutupi biaya penyuapan. Terjadinya degradasi hutan tidak dapat terjadi dengan mudah jika tidak ada izin angkut dan perizinan yang telah disebutkan. Jadi, bisa kita lihat bahwa korupsi di dalam lingkungan perhutanan memerlukan koneksi dengan yang lain. Sekali kita menyogok atau menyuap salah satu instasi, maka secara otomatis kita harus melakukannya pada instansi lainnya.[3]


(3)   Deforestasi hutan. Penentuan arah subsidi pertanian, para petani besar yang memiliki koneksi dengan politik cenderung akan  berbuat curang dengan meminimalisir pengolahan pada penggunaan lahan sehingga hasil tidak maksimal dan kerusakan yang terjadi timbul agar mendapatkan subsidi, dan membatasi inverstasi swasta pada sektor perhutanan.[4]

(4)   Sumber daya manusia Indonesia memiliki kualitas rendah.[5] Dengan adanya penyelewengan penggunaan lahan pada hutan, akan timbul banyak kerusakan. Efek dari kerusakan ini disebabkan banyak hal seperti pembakaran hutan. Dengan adanya pembakaran hutan, maka udara tercemar dan memengaruhi kesehatan dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia dengan menurunnya kualitas pendidikan akibat banyaknya hari libur karena asap dan menurunnya kesehatan karena terpengaruh asap.


(5)   Dengan menurunnya kualitas sumber daya manusia, menyebabkan Indonesia menjadi negara yang kurang kompetitif dan lemah.[6] Daya saing Indonesia dengan negara lain mengalami penurunan dan bahkan dari level yang rendah seperti tenaga kerja indonesia yang diisukan memiliki penghasilan lebih rendah dari tenaga kerja dari negara lain.

Tabel 1. Dampak korupsi terhadap lingkungan[7]
Korupsi
Dampak
Sektor SDA
·         Adopsi kebijakan-kebijakan yang merusak lingkungan tetapi menguntungkan para pejabat pemerintahan.
·         Sumber daya dana untuk lingkungan yang tidak dialokasikan semestinya
·         Penyimpangan penggunaan dana-dana publik untuk program-program SDA ke kantong pribadi
Tanah
·         Hilangnya tanah mengakibatkan petani jatuh miskin
·         Keamanan makanan yang beresiko
·         Penjajahan masyarakat asli
Sumber daya air
·         Hilangnya kepemilikan air
·         Merununnya produksi dan produktifitas
Perikanan
·         Rusaknya ekosistem yang rawan
·         Komunitas nelayan kecil kehilangan mata pencarian
Kehutanan
·         Hilangnya pendapatan publik
·         Rusaknya hutan-hutan alami
·         Pelepasan karbon doksida ke atmosfir
·         Hilangnya integritas publik
·         Hilangnya keanekaragaman hayati
·         Terjadinya bencana alam, longsor, dan erosi
·         Hilangnya mata pencarian
·         Bank dunia memperkirakan kehilangan tahunan akibat pembalakan liar di seluruh dunia mencapai USD 10 Milyar
·         Memengaruhi kehidupan 90% warga termiskin di dunia yang bergantung pada hutan untuk mata pencarian hidup.
·         Perusakan hutan melepaskan karbon dioksida, diperkirakan dua kali dari jumlah yang ada di atmosfir dunia sekarang ini.
·         Pembuakaan hutan memengaruhi kemampuan pohon-pohon untuk berfungsi sebagai carbon sink
Mineral
·         Hilangnya pendapatan publik
·         Rusaknya SDA
·         Hilangnya tanah pertanian memiskinkan petani dan meningkatkan resiko keamanan makanan
·         Hilangnya keanekaragaman hayati
Flora dan Fauna Hutan
·         Perhatian terhadap perdagangan gelap kehidupan hutan dan sumber daya alam lainnya.





Referensi:

Angelsen, Arild. 2010. Mewujudkan REDD+: Strategi Nasional dan Berbagai Pilihan Kebijakan. International  Foresty Research.

Winarno, Budi. Globalisasi: Peluang atau Ancaman Bagi Indonesia. Airlangga:Jakarta.

Zachrie, Wijayanto Ridwan. Korupsi Mengorupsi Indonesia.
BBC.com




[1] BBC.com/Indonesia
[2] Angelsen, Arild. 2010. Mewujudkan REDD+: Strategi Nasional dan Berbagai Pilihan Kebijakan. International  Foresty Research. Hal: 168
[3] Ibid. Hal: 168
[4] Angelsen, Arild. 2010. Mewujudkan REDD+: Strategi Nasional dan Berbagai Pilihan Kebijakan. International  Foresty Research. Hal: 170
[5] Winarno, Budi. Globalisasi: Peluang atau Ancaman Bagi Indonesia. Airlangga:Jakarta. Hal: 67
[6] Ibid. Hal: 67
[7] Zachrie, Wijayanto Ridwan. Korupsi Mengorupsi Indonesia. Hal: 273

Tidak ada komentar:

Posting Komentar