Kamis, 16 Maret 2017

Penerapan The World Bank Group’s Country Partnership Strategy (CPS) di Mongolia
Pendahuluan
Permaslahan ekonomi adalah permasalahan dunia yang menyebabkan banyak efek domino. Akibat lemahnya perekonomian, suatu negara dapat mengalami banyak krisis seperti kemiskinan, krisis makanan atau kelaparan, tidak terpenuhinya nutrisi pangan, rendahnya kualitas pendidikan dan banyak krisis lainnya. Penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah setiap negara juga telah melalui banyak percobaan, baik dari kebijakan ekonomi maupun kebijakan politiknya. Tidak hanya negara, organisasi atau institusi supranasional pun ikut mencari cara penyelesaian kemiskinan di setiap negara di dunia. World Bank adalah salah satu organisasi supranasional yang memkirkan masalah penyelesaian kemiskinan di seluruh dunia. gerakan nyata yang diambil oleh World Bank dalam usaha menangani kemiskinan adalah dengan pembuatan Country Partnershir Strategy (CPS)  .“The CPS aims to alleviate the two main causes of poverty and hardship in lack of opportunities to earn income and inadequate access to services”.[1]  
Mongolia merupakan salah satu negara yang mengikuti program ini untuk mencapai tujuan dari CPS sendiri dalam mengurangi kemiskinan dan sulitnya akses pada kesempatan. Maka tulisan ini akan membahas keberhasilan tiga fukos utama Mongolia dalam sistem kerja CPS.
Pembahasan
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai penerapan CPS di Mongolia, terlebih dahulu, kita perlu mengetahui apa itu CPS. Country Partnershir Strategy (CPS) seperti yang sudah kita ketahui diatas adalah program kerja World Bank dalam usaha pengentasan kemiskinan dan sulitnya akses pada kesempatan pencarian kerja. CPS sendiri memiliki 5 tujuan utama, yaitu[2]:
  Improving electricity supply and efficiency while setting the stage to increase the use of renewable energy,
  Enhancing telecommunications access and affordability,
  Increasing fishing revenue while managing fisheries sustainably,
  Strengthening the investment climate, and
  Improving the management of the impacts of climate change and natural hazards
Dalam penerapan CPS, ternyata Mongolia mengambil atau menggunakan sistem yang agak berbeda dari apa yang disampaikan CPS itu sendiri. Mongolia membagi penerapan CPS menjadi tiga bagian, yaitu: pengembangan trasparansi ekonomi, membangun perekonomian yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah terlinggal, serta pengembangan jasa dalam negara.[3] Dala penerapan CPS, faktor yang paling memengaruhi pertumbuhan perekonomian Mongolia adalah pengembangan dalam bidang jasa (edukasi, kesehatan, dan infrastruktur), yang bisa kita lihat pada data dibawah, bahwa capaian-capaian yang dcantumkan ada pada tiga aspek ini, yaitu:
Edukasi
Pendidikan adalah refleksi atas keadaan ekonomi, sosial, dan budaya negara. Perbaikan pada sistem penddikan dilakukan untuk melatih kemampuan masyarakatnya sehingga dalam lebih mudah dalam mencari pekerjaan.[4] Dalam bidang edukasi, mongolia dikatakan baru menstabilkan pendidikan didalam negaranya. Hal ini dikarenakan adanya efek komunisme Rusia yang tertinggal di Mongolia yang membuat negara ini memiliki akses yang terbatas dalam pendidikan karena dalam menempuh pendidikan, diperlukan status kelas atau kasta yang tinggi.[5] Diketahui bahwa transisi ini baru terjadi sejak tahun 2003, dan sampai saat ini masih dalam proses pengembangan pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, Mongolia membentuk program Rural Education and Developent (READ) yang bertujuan untuk membangun bidang materiil dari pendidikan yang ada di Mongolia. Pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan 3,560 ruang kelas perpustakaan untuk jenjang pendidikan 1-5 sekolah dasar di 383 sekolah pedalaman di Mongolia, perekrutan 4.144 guru sekolah dasar, 10.000 buku cetak bagi siswa, pengadaan fasilitas komputerm dan akses penelitian bagi guru-guru.[6]
Kesehatan
 Kesehatan dijadikan Mongolia sebagai aspek perkembangan ekonomi dengan mempertibangkan akan meningkanya pengetahuan masyarakat mengenai risiko-risiko penyakit yang akan dihadapi dan penanganannya. Dikatakan bahwa penanganan yang tepat dari segi kesehatan sangat perlu dilakukan, namun yan bisa menjadi alternatif lainnya adalah investasi untuk jaminan kesehatan.[7]
Dalam bidang kesehatan, Mongolia melakukan penguatan dalam banyak bidang kesehatan terutama dalam managemen dan program yang ada dalam rumah sakit-rumah sakit yang ada di Mongolia. Mongolia (National Emergency Management Agency, the Department of Veterinary Services of the Ministry of Food, the Agriculture and Light Industry of the Ministry of Health )bekerjasama dengan Cina dan Rusia dalam proses ini. hal ini dilakukan juga demi mencegah dan menangani wabah yang ada, yaitu Avian and Human Endemic Influenza (AHI). Adapun penerapan yang dilakukan oleh mongolia adalah membentuk pelatihan pengelolaan rumah sakit, penelitian mengenai wabah-wabah yang dibiayai pemerintah, perevisian pada penerapan sistem kerja dan penanganan pasien, serta perluasan jaringan informasi untuk memperdalam kemampuan komunikasi.[8]
Infrastruktur
Infrastruktur adalah segenap pendukung kegiatan atau akomodasi atas kegiatan. Pengembangan infrastruktur dilakukan guna mendapatkan mobilitas yang lebih mudah sehingga kegiatan perekonomian juga dapat lebih mudah dilakukan. pengembangan infrastruktur dilakukan untuk mendapatkan jaminan atas lebih muraahnya barang dan jasa yang didapat.[9]
Pengembangan infrasrtruktur yang dilakukan oleh Mongolia dilakukan oleh Information Communication Infrastructure Development Project (ICIDP) dan dibantu oleh World Bank dalam hubungan kerjasama privat dan publik, beberapa program yang dilakukan anara lain pembangunan pusat akses telepon modern dan internet di 360 desa di Mongolia, mendorong untuk melakukan investasi, dan penyisihan anggaran pemerintah guna pemenuhan akses pada telekomunikasi dan layanan internet.[10]
Hasil
Atas hasil penerapan dan perubahan sistem di mongol, banyak perubahan yang terjadi, dalam bidang pendidikan, tingkat membaca anak yang berada di sekolah dasar mengalami peningkatan. Dalam bidang kesehatan, terlihat kenaikan investasi atas kesehatan terus meningkat. Dari segi infrastruktur telah dibangunnya sarana dan prasarana penunjang mobilitas, hasil pencapaian-nya dapat kita lihat pada tabel dibawah in[11]:
Tabel pencapaian sasaran kerja CPS d Mongolia
Selain pencapaian tersebut, dari segi ekonomi juga dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami kamajuan terus menerus seperti yang dinyatakan pihak World Bank
As of April 2016, the Bank's portfolio in Mongolia has total commitments of $188.14 million, composed of 8 operations financed by IDA credits totalling $163.45 million and 12 trust funds totalling $24.69 million.  
Kesimpulan
Country Partnership Strategy adalah program pengentasan kemiskinan dan sulitnya akses pada kesempatan. CPS di Mongolia dlakukan dengan menekankan pada tiga aspek, yaitu pendidikan, kesehatan dan infrastuktur. Perubahan besar terjad di ketiga aspek tersebut,Dari ketiga hal itu, semuanya hampir mencapai keberhasilan seberan 50%. Hal ini tidak lepas dar dukungan World Bank dan kerjasama antar aktor dalam Mongolia. dalam bidang pendidikan, tingkat membaca anak yang berada di sekolah dasar mengalami peningkatan. Dalam bidang kesehatan, terlihat kenaikan investasi atas kesehatan terus meningkat. Dari segi infrastruktur telah dibangunnya sarana dan prasarana penunjang mobilitas. j
 


Theresia Cassandra Saka V
1416071079
HI di Asia Timur
Referensi:
Chapman, David dan Ann E. Austin. 2002. Higher Education in The Developing World: Changing Contexts and Institutional Responses. Massacusetts: USA.
Hanson, Jennifer. 2003. Bation in Transition: Mongolia. Facts on File: USA.
Oxford Bussiness Group. The Report: Mongola 2014.




[2] Ibid.
[3] http://www.worldbank.org/en/country/mongolia/overview#2 diakses pada 5 Desember 2016 Pukul 08:00 WIB
[4] Chapman, David dan Ann E. Austin. 2002. Higher Education in The Developing World: Changing Contexts and Institutional Responses. Massacusetts: USA. (halaman 146)
[5] Hanson, Jennifer. 2003. Bation in Transition: Mongolia. Facts on File: USA. (halaman 20)
[7] Oxford Bussiness Group. The Report: Mongola 2014. (halaman 80)
[9] Oxford Bussiness Group. The Report: Mongola 2014. (halaman 42)
[11] World Bank. International Bank For Reconstruction And Development And International Development Association And International Finance Corporation And Multilateral Investment Guarantee Agency Country Partnership Strategy For Mongolia For The Period Fy2013-2017. (halaman 76)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar