Hubungan
Internasional
Robert Gilpin dalam bukunya Global Political Economy
mempercayai bahwa aktor negara adalah yang terpenting dalam perekonomian
domestik dan internasional karena negara yang membuat peraturan, kemudian
kelompok dan individu tinggal mengikui saja (namun tetap peran negara yang
lebih dominan). State-centris yang dimaksud Gilpin adalah self-help dalam
sistem internasional yang mengharuskan negara berjaga-jaga terhadap potensi
ancaman yang ada. Berfokus pada keamanan berarti militer, ekonomi dan psikologi
menjadi hal yang penting dalam menjaga balance of power.
Adanya perkembangan global dikarenakan meningkatnya
teknologi menyebabkan meningkatnya perdagangan bebas dan aliran finansial, serta
meningkatnya aktivitas finansial firma transnasional. Keburukan dari ekonomi
global adalah tingginya biaya. Regionalisasi menjadi sarana bagi negara untuk
menggapai national interest dan ambisi. Kritik terhadap pandangan realis adalah
konstruktivis (1) struktur hubungan manusia berdasarkan bagi ide bukan paksaan
materi, (2) identitas dan ketertarikan individu dibentuk pikiran lain, bukan
keluaran secara alami. Tujuan dari ekonomi adalah menemukan mekanisme pasar
yang tepat dalam alokasi maupun distribusi political matter. Tulisan Gilpin ini
sangat bagus, beliau menuliskan teori dan pengetahuan yang telah ada terlebih
dahulu. Setelah memberithu pikiran pemikir sebelumnya, Gilpin Menyampaikan
pendapatnya sendiri. Selain itu, Gilpin juga sudah memasukkan bantahan terhadap
pemikirannya seperti yang terlihat diatas, secara tidak langsung, beliau secara
rendah hati menyatakan kalau pengetahuan yang dia miliki tidak seratus persen
benar.
Saya ingin menambahkan kritik, jika Gilpin mengatakan bahwa
peran negara adalah yang paling utama, sedangkan individu hanya tinggal
mengikuti, justru saya setuju dengan pendapat lain bahwa sebisa mungkin negara
dikurangi perannya, dan individu diutamakan karena individu dapat saling
“menggunakan” satu sama lain sebagai penutup kekurangan.[1]
Dan sebagai tindakan menghadapi potensi ancaman, negara bisa saja justru
mengajak potensi masalah itu sebagai komunitas keamanan bersama.[2]
Ekonomi adalah interaksi antara pasar dan aktor yang
memiliki power, dan negara berusaha untuk memanipulasi kedua aspek itu untuk
kepentingan negara sendiri dalam bidang ekonomi dan political interest. Pada teori
ekonomi yang baru, perkembangan teknologi-lah yang menyebabkan pergeseran
terhadap distribusi, pola perdagangan antar negara dan transformasi ballance of
economi dan militer. Namun teori ini uga tidak lepas dari pemerintahan dan
kebijakannya dalam memengaruhi peran dalam perekonomian dan mengatur
perekonomiannya. Dan pastinya setiap pemerintahan memiliki perbedaan gaya dan
cara memimpin yang menimbulkan masalah adanya perbedaan pola perdagangan dan
negosiasi.
Saya setuju dengan pendapat Gilpin bahwa ekonomi adalah
interaksi antara pasar dan aktor yang memiliki power (negara). Negara dituntut
untuk menjadi aktor yang rasional dalam mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan scarcity, opportunuti cost, dan choices.[3]
Kebmali lagi penekanan dilakukan pada negara, namun jika kita melihat banyak
pemberitaan, maka jelas yang diberitakan bukan hanya negara namun juga
orang-orang berpengaruh yang ada di dunia, hal ini menunjukkan bahwa lebih baik
lagi jika Gilpin melakukan pendekatan melalui leader personality.
[1] Widodo,
Teguh. 2015. Pembangunan Endogen:
Mengabaikan Peran Negara Dalam Pembangunan. Yogyakarta. (hal 119)
[2] Amithav,
Acharya. Constructing A Security Community in South East Asia.
London:Roudledge. (hal 18)
[3]
Rahardja, Pratama, Mandala Manurung. 2008. Penagntar Ilmu Ekonomi.Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (hal 1-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar