SENJATA KIMIA
SEJARAH CHEMICAL WEAPON
Secara
sederhana, senjata kimia merupakan senjata yang dibuat menggunakan substansi
kimia. Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) mengatakan bahwa senjata kimia adalah:
the term chemical weapon may also be
applied to any toxic chemical or its precursor that can cause death, injury,
temporary incapacitation or sensory irritation through its chemical action.
Munitions or other delivery devices designed to deliver chemical weapons,
whether filled or unfilled, are also considered weapons themselves.[1]

Gambar gas
klorin[3]

Gambar
dari bom gas Mustard[4]
Dari
keseluruhan senjata kimia yang digunakan selama perang dunia I, maka total yang
digunakan oleh seluruh penjuru dunia mencapai 124.000 ton yang digunakan. Setelah diketahui bahwa
senjata kimia sangat efektif dalam menaklukkan tentara lawan, maka penggunaan
senjata kimia berusaha ditingkatkan untuk persiapan jika terjadi perang, yang
dalam hal ini adalah perang dunia II.

Pada
masa perang dingin, senjata kimia telah dikembangkan dan dimiliki dalam jumlah
yang besar. Kepemilikan senjata kimia oleh Amerika dan Rusia pada masa perang
dingin yang mencapai puluhan ribu ton mengancam kehidupan. Dengan kepemilikan
begitu banyak senjata kimia, dikhawatirkan bahwa akan mematikan kehidupan tidak
hanya manusia, namun juga alam sekitar. Pada masa perang dingin, Iraq menggunakan
gas mustard dan nerve agent untuk melawan Kurdish residents of Halabja di Iraq
timur.
Tidak
hanya berbahaya untuk tujuan perang oleh negara, beberapa gerakan atau grup
yang mungkin akan lebih cocok disebut sebagai teroris juga menggunakan senjata
kimia untuk melaksanakan aksinya. Hal ini bisa kita lihat melalui serangan
kimia menggunakan sarin pada subway di
Jepang oleh geng cult pada tahun 1995. Tidak hanya itu, pada tahun 2001 di New
York diperkirakan sebagai operasi mencari senjata kimia.
PERKEMBANGAN CHEMICAL WEAPON
Pada
perkembangannya, senjata kimia tidak terlalu mengalami perubahan signifikan.
Hal ini terbukti dengan penggunaan bahan yang sama (klorin dan mustard) untuk
digunakan sebagai senjata selama menghadapi perang. Senjata kimia merupakan
senjata yang mulanya hanya berupa racun yang digunakan untuk memburu.
Penggunaan racun pada masa ini masih menggunakan bahan alami seperti racun
ular. Kemudian bahan kimia berkembang menjadi penggunaan Disposal of home made
Soviet oleh Jerman diketahui sebagai racun yang juga merupakan senjata kimia
yang diproduksi massal. Perkembangan produksi senjata kimia ini tidak terlalu
signifikan, dan efek yang muncul tetap sama, hanya bahan pembuatnya saja yang
berbeda atau dilakukan pencampuran bahan saja.
Arsenal:genersi pertama
senjata kimia:
·
stable TC of
skin-blistering and general toxic action: yperite (HD) and lewisite (L);
·
unstable
TC: hydrogen cyanide (AC), phosgene (CG), diphosgene (DP);
·
irritating
TC: TC: adamsite (DM), diphenylchloroarsine(DA), chloroacetophenone CN).
Generasi kedua:
Pada pembuatan senjata kimia gelombang dua, CW(highlytoxic
phosphorous TC) yang termasuk tiga jenis TC; dinamai sarin (GB), soman (GD) dan
V-gas.
Awal
perang dunia II berlangsung, produksi senjata kimia mencapai 120.000 ton. Namun
jika dihitung secara keseluruhan, produksi senjata kimia selama perang dunia II
berlangsung yang dijadikan amunisi mencapai 4,5 juta unit amunisi yang
digunakan untuk membuat 2.6
juta chemical mortar shells, 1.5 juta
artillery shells, 0.1
juta rocket shells, dan 0,3 juta aircraft bombs :
·
77,400
ton yperite (HD);
·
20,600
ton lewisite (L),
·
11,100
ton hydrogen cyanide (AC),
·
8,300
ton phosgene (CG),
·
6,100 ton
adamsite (DM).
Setelah
adanya inspeksi mengenai senjata kimia, 40.000 ton bahan kimia dimusnahkan
termasuk 7.700 ton kimia stabil (yperite, lewisite, dan campuran), serta 32.300
ton bahan kimia berphosfor (sarin, soman, dan V-gass). Selanjutnya penggunaan
senjata kimia di dunia modern ini hanya menggunakan skala rendah dengan efek
yang tidak terlalu mematikan. Penggunaan gas air mata merupakan salah satu
contoh dari penggunaan bahan kimia skala rendah.
PEMILIK
CHEMICAL WEAPON
Menurut
data yang diambil pada Organisation for the Prohibition of Chemical Weapon,
kepemilikan senjata kimia dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini:
Declare
and inspect Chemical Weapon sites
|
States
parties which have declare facilities
|
Declare
sited or facilities
|
Inspections
condusted
|
Sited
inspected
|
Chemical
weapon production facilities
|
6
|
35
|
472
|
65
|
Chemical
weapon destruction facilities
|
4
|
3
|
1.791
|
8.112
|
Chemical
weapon storage facilities
|
4
|
5
|
479
|
176
|
Abadoned
chemical weapon
|
1
|
39
|
101
|
224
|
Old
chamical weapon
|
6
|
6
|
128
|
35
|
Total
|
|
|
2.989
|
8.612
|
Negara
yang telah mengakui memiliki fasilitas produksi senjata kimia adalah Amerika
Serikat, Rusia, Syria, Iran, Albania, dan Pakistan. Walaupun produksi senjata
kimia hanya dimiliki oleh keenam negara ini, penggunaan senjata kimia telah
digunakan oleh seluruh negaara sehingga kepemilikan atas senjata kimia juga
dimiliki oleh seluruh negara meskipun hanya gas air mata.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SENJATA
Keunggulan
dari penggunaan bahan imia adalah daya hancur massal-nya yang tidak perlu
diragukan lagi, penggunaan senjata kimia dari senjata lain aalah daya hancur
massal yang hebat. Bahkan tidak hanya ketika digunakan, wilayah yang terpapar
senjata kimia bahkan masih bisa memiliki kandungan bahan kimia didalamnya.
Kelemahan
penggunaan senjata kimia adalah dari efeknya, jika bahan kimia telah dijadikan
senjata seperti amunisi, maka senjata yang telah terkontaminasi tidak akan bisa
terlepas dari efek kontaminasi senjata itu sendiri. Dengan demikian, teknologi
untuk meminimalisir kontaminasi senjata kimia masih perlu dicari dan
kemungkinan membutuhkan biaya yang besar.
Kelemahan
lainnya dari senjata kimia adalah perawatannya yang memerlukan perhatian
khusus. Senjta kimia perlu diperhatikan kondisi penyimpanannya. Suhu ruangan,
kuantitas penggunaan, dan bahkan dalam penggunaannya membutuhkan perhatian
ekstra. Senjata kimia lebih baik disimpan dalam suhu dibawah ruangan untuk
menjaga agar kegunaannya tidak hilang. Jika bahan kimia yang belum diubah
menjadi persenjataan seperti lapisan, maka penyimpanan bahan kimia perlu
dikontrol agar tidak terlalu panas, jika terlalu panas, maka dikhawatirkan akan
menyebabkan ledakan atau kebocoran. Kemudian dalam dosis penggunaan, jika
penggunaan bahan kimia pada senjata pada akaran yang tepat, efeknya akan sesuai
yang diharapkan, namun jika penggunaan bahan kimia yang dijadikan senjata pada
takaran yang berlebihan, dikhawatirkan bahwa senjata kimia tersebut justru akan
berefek pada penggunanya juga.
Dalam
mengelola bahan kimia, diperlukan kehati-hatian yang super, sehingga dalam
menjaga bahan kimia, anggaran yang digunakan juga sangat beasr. Sekitar US$ 200
sampai US$300 juta hanya digunakan untuk biaya’maintenance’ senjata kimia saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar