Kamis, 16 Maret 2017

Metodologi Penelitian Sosial

Buku 1
 ini merupakan resume kelompok yang mungkin isinya kurang memuaskan. harap dimaklumi
RESEARCH BASICS
Penelitian merupakan sebuah kata yang umum digunakan untuk melakukan sebuah penemuan baru baik secara sistematis atau keluar dari sistematis. Lalu, secara akademis penelitian lebih merujuk pada pengertian dimana penelitian dilakukan untuk mencari tahu dimana orang lain tidak menetahui hal tersebut. Dalam metode penelitian kita memiliki tekhnik yang digunakan untuk melakukan penelitian. Salah satu tehknik yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan data, memilah dan menganalisis suatu informasi agardapat megambi suatu kesimpulan.
Menjadi seorang peneliti memang harus banyak melakukan pekerjaan sebagai orang yang mampu dalam akademi. Mengidentifikasi subjek penelitian, mencari dan mengumpulkan informasi dengan analisis, membuat kita lebih mudaj untukmenyelesaikan sebeuah permasalahan.
Cara yang dilakukan dalam melakukan penitian :
1.      Categorise, melibatkan suatu konsep atau suatu peristiwa untuk melakukan suatu penelitian.
2.      Deskriptif melakukan pengamatan dan pengumpulan data. Penelitian ini dilakuan untuk menangani suatu hal yang bersifat kompleks.
3.      Evaluasi, cara ini dengan melakukan penilaian terhadap suatu kualitas benda dan peristiwa yang akan diteliti. Jika ingin melakukan suatu penelitian evaluasi harus sesuai dengan konteks atau suatu penelitian yang akan dilakukan.
4.      Perbandingan, dimana kita harus membandingkan persamaan dan perbedaan tentang
5.      Korelasi, hubungan antara dua fenomena untuk dibandingkan apakah fenomena tersebut memiliki pengaruh antara fenomena satu  dengan fenomena yang lainnya.
6.      Prediksi, dimana harus mempunyai pandangan yang akan terjadi di masa depan 
7.      Kontrol, pada saat kita dapat memahami suatu peristiwa maka kita dapat menemukan cara untuk mengendalikan nya.
 Dapat menggabungkan dua sasaran atau lebih dalam suatu projek, dengan salah satu sasaran harus sukses sebelum memulai sasaran selanjutnya. Kita harus dapat mengetahui bagaimana sesuatu dapat terjadi dan setelah itu kita dapat mengontrolnya.
Desain Penelitian
Desain penelitian memiliki banyak jenis yang dapat digunakan dalam suatu penelitian. Penelitian desain digunakan tergantung dengan pada sifat yang di timbukan oleh suatu permasalahan yang diteliti. Setiap desain memiliki suatu penelitian yang tidak umum untuk mengumpulkan dan menganalisis suatu data penelitian. Jenis dari desain penelitian itu seperti:
1.      Historis, mengumpulkan segala sesuatu fakta yang terjadi di masa lalu dan mengambil kesimpulan dari peristiwa dimasa lalu tersebut.
2.      Deskripif, rancangan ini tergandung kepada kegiatan pengamatan data dan pengumpulan data.
3.      Korelasi, rancangan ini digunakan untuk memeriksa hubungan antara dua konsep yang muncul dari suatu permasalahan.
4.      Eksperimen, adalah sebuah upaya untuk mengkondisikan sebuah keadaan kondisi relevan peristiwa-peristiwa yang dapat di teliti walaupun nanti adanya suatu manipulasi.
5.      Simulasi, simulasi melibatkan perwakilan kecil dari bentuk model sederhana untuk membuat suatu model yang dapat memanipulasi.
6.      Tindakan, pada dasarnya ini adalah sebuah tempat untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam situasi tertentu.
7.      Etnologis, penelitian yang berfokus pada etnologis, para peneliti tertarik pada pemikiran dari diri mereka sendiri di bandingkan dengan teori dari luar.
8.      Feminis, ini lebih dari persfektif desain yang melibatkan teori tentang perbedaan antara pria dan wanita.
9.      Budaya, dalam riset kebudayaan menyediakan metodelogi yang memungkinkan konsistensi budaya sehingga dapat di bandingkan, diulangi, dan menyangkal.
Menetapkan Tipe Riset
Dimana sebuah riset telah didirikan atau ditetapkan, masalah bagaimana tujuan itu dapat tercapai itu mengarah terhadap pemilihan penelitian desain yang dipilih.
Tempat Mencari Pengetahuan Lebih Banyak
Selain membaca buki, ada hal lain yang harus di perhatikan oleh peneliti. Penelitian yang dimaksud biayanya untuk memeriksa. Kebanyakan buku menutupi hal apa saja yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian.
Teori Penelitian
Penelitian ini adalah tentang memperoleh pengetahuan dan perkembangan pemahaman, mengumpulkan fakta, dan menafsirkan untuk membangun sebuah gambaran dari dunia bahkan dari diri kita sendiri. Ada orang yang mempertahankan bahwa seorang studi filsuf atau pengetahua alami atau pengetahua manusiawi tidak relevan dengan beberapa peneliti. Semua fisuf dan dan petugas metodelogi melihat secara realitas. Pandangan ini pada akhirnya akan menentukan makah pengetahuan yang sah.
Metafisika dan Epistimologi
Metafisika berkaitan dengan pertanyaan seperti apa itu, siapa kita, apa itu, apa hal, dan apa yang ada di ruangan dan waktu. Epistimologi adalah mengambil dari ilmu pengetahuan teori, terutama mengenai penggunaan metode dalam penelitian. Ini berkaitan dengan pengetahuan tentang sesuatu hal dan apa yag kita anggap dapat di terima didalam ilmu pengetahuan. Mengenai pengetuan ada metode yang paling mendasar:
1.      Empiris, pengetahuan yang didapat melalui pengalaman indrawi (menggunakan penalaran induktif)
2.      Rasionalisme, pengetahuan yang diperoleh dari penalaran ( menggunakan penalaran deduktif )



Buku 2
Introduction                   
Pengetahuan yang kita ketahui adalah pengetahuan yang sudah kita dapatkan sejak turun temurun atau berdasarkan tradisi. Jadi, pengetahuan yang kita ketahui sampai saat ini adalah persetujuan dan kepercayaan akan dasar dari pengetahuan. Kita telah diberitahukan sedemikian rupa sehingga, jika kita mempertanyakan lagi kemungkinan besar kita hanya akan diasingkan karena semua orang menganggap ‘semua orang tahu itu’. Dan sejauh ini, orang-orang meyakinkan bahwa tidak ada yang salah dengan kepercayaan itu. Semua itu juga dikarenakan kita tidak dapat mengalami dan menemukannya sendiri. Selain itu, cara mendapatkan pengetahuan dengan merasakan langsung. Yang akan kita bahas adalah ‘how could you know which was really so?’
Looking for Reallity
Realitas adalah tipuan bisnis. Bagaimana kita dapat mengetahui yang benar-benar benar?
Pengetahuan berdasarkan kesepakatan realitas
Ilmu pengetahuan menjadi alasan adanya realitas. Para sarjana mempunya kriteria dalam menentukan realitas, yaitu: logic dan empiris yang maksudnya harus masuk akal dan tidak menentang pengamatan sebenarnya.
Ordinary Human Inquiry
Kebiasaan manusia adalah menebak kejadian yang akan datang menggunakan sebab-akibat dan kemungkinan. Pertama, kita menyadari bahwa kejadian mendatang terjadi akibat kejadian saat ini. Kedua, pola sebab akibat akan lebih sering terjadi jika adanya penyebabnya- tetapi tidak selalu. Kita harus membedakan prediksi dan pemahaman. Kita dapat memprediksi tanpa memahami, namun akan kemungkinan kebenaran hasil prediksi akan lebih besar jika kita memahaminya.
Tradition
Kebenaran yang sudah ada dan diakui oleh masyarakat akan dijadikan kebenaran yang turun temurun dan dikatakan ‘diketahui oleh semua orang.’ Untuk itu, jika kia merubah tradisi ini, kita akan dianggap sebagai orang bodoh akan usaha kita.
Authority
Seperti tradisi, pengetahuan muncul setiap saat. Otoritas ini dapat membuat orang begitu saja mempercayai apa yang dikatakan oleh mereka yang terlatih dan disebut ahli.
Errors in Inquire and Some Solutions
Beberapa kesalahan yang sering terjadi adalah  pengamatan yang kurang akurat yang dapat diatasi dengan bantuan pembuktian secara simpel dan kompleks, mengeneralisasikan secara berlebihan yang dapat diatasi dengan melakukan penelitian ulang dan melihat apakah pola yang sama terjadi lagi, pengamatan yang selektif yang dapat diatasi dengan penelitian ulang, danillogical reasoning yang dapat diselesaikan dengan lebih mendalami permasalahan yang ada.
The Foundation of Social Scince
Dua pilar ilmu pengetahuan adalah logik dan pengamatan. Penafsiran sarjana akan dunia harus masuk akal dan berhubungan dengan  apa yang diamati. Umumnya teori keilmuan harus logic, pengumpulan data dengan pengamatan, analisis data menggunakan pola apa, kapan dan perbandingan pengamatan. Mari kita melihat bagaimana pandangan terhadap isu sosial.
Theory, Not Philisophi Or Belief
Seharusnya ilmu sosial harus mempertanyakan ‘apa’, bukan ‘seharusnya’. namun sekian lama, masyarakat menggunakan keduanya. Jadi hal ini memunculkan teori dan ilmu pengetahuan yang sulit menemukan titik tengah dan kembali lagi, hal ini didasarkan pada persetujuan bersama dan kesimpulan yang didapatkan akan berbeda yang tidak memiliki generalisasi ide. Karena itu, masalah terbesar dalam pengamatan adalah membuat orang lain setuju dan kriteria berhasil dan gagal.
Ilmu sosial menjawab apa dan bagaimana hal ini bisa dipercaya. Mari kita bahas mempertahankan teori tentang jawaban apa dan bagaimana.
Social Regularities
Beberapa hal yang sering dimunculkan regulasi sosial. (1)menganggap hal remeh-temeh (2)kasus yang lain disebutkan sehingga ‘regulasi’ tidak benar-benar teregulasi dan (3)keinginan bergabung membuat kecewa akan apa yang diinginkan.
The charge of triviality
Saat PD2, para ilmuwan menemukan bahwa ada kebiasaan bijak diantara pasukan tentang kenbenaran yang sesungguhnya. MPs yang jarang dipromosika berpikir bahwa sistem tidak adil, tetapi AAC menganggap sistem sudah adil. Dari penelitian yang ada, ditemukan bahwa sikap yang muncul itu dikarenakan pandangan kelompok yang dipengaruhi faktor ‘menggunakan perasaan’ dan ‘menyesuaikan dengan fakta’. Apa yang biasa dilakukan malah akan dianggap sebagai hal yang salah. Dan didapatkan kesimpulan bahwa dokumentasi menjadi hal yang penting pada ilmu pengetahuan, jasmani, ataupun sosial.
Bagaimana dengan pengecualian?
Jika ada kejadian yang berbeda dengan pola yang ada, bukan berarti hal itu aan menghancurkan pendapat yang ada. Hanya beberapa kejadian menyimpang dari aturan umum.
People could interfere
Orang dapat berubah dan begitu pula dengan kepercayaan yang dianut sesuai dengan perkembangan yang ada.
Aggregates, Not Individual
Ilmu sosial biasa mengamati kegiatan kelompok bukan individu, yang kemudian disebut dengan aggregat. Agregat ini dikelompokkan berdasarkan kriteria masing-masing yang disebut variabel.
Concepts and Variables
Atribut atau nilai adalah karakteristik penggambaran objek. Variabel adalah satu set atribut yang logic. Persamaan keduanya ada pada deskripsi dan penjelasan ilmiah.
Selain itu ada variabel independen yang merupakan variabel yang tidak menimbulkan problem baru karena variabel ini diberikan dengan mudah. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi hal lain(variabel independen)
Puspose of Social Research
Tujuannya adalah untuk (1)memetakan topik atau permasalahan yang dapat merujuk pada pengetahuan baru yang hasilnya lebih sugesti dibanding kesalahpahaman hilang dan yang oerlu berhati-hati karena membantu berfokus pada penelitian di masa depan. (2)untuk menggambarkan keadaan sosial. (3)untuk menjelaskan sesuatu — memberikan alasan untuk fenomena, dalam hal hubungan kausal.
Perlu dicatat bahwa penelitian sebatas pemahaman dan tujuan yang lebih adalah untuk membawa perubahan sosial.
The Ethics of Human Inquiry
Pada bab berikutnya kita akan membahas apa yang bisa disebut etis dan tidak etis. Sebab apa yang disebut etis, suatu saat dapat disebut tidak etis.
Some Dialectics of Social Research
Dialektik adalah buah-buah ketegangan dari konsep-konsep komplementer.
Idiographic and Nomothetic Explanation
Idiographic adalah alasan sebab-akibat ketidakmampuan melakukan pilihan lain, idio sendiri berarti unik, terbagi, berbada, dll. Nomothetik berarti pemberian alasan penyebeb akan pengaruh terhadap satu kejadian.
Inductive and Deductive Theory
Induksi adalah penarikan kesimpulan berdasarkan observasi yang telah kita lakukan sendiri. Pencarian data dilakukan dengan meneliti khusus menjadi kesimpulan yang umum.
Deduksi merupakan pengamatan pola yang ada dan dilakukan dengan pengamatan hal yang umum menjadi hal yang lebih spesifik. Jadi individu tersebut membuktikan kebenaran yang ada.
Determinism versus Agency
Adanya ambiguitas dan ketidakmasuk-akal-an membuat banyak spekulasi buruk terhadap sebuah pemikiran. Membuat beralasan untuk mengakui atau menolak kebebasan mereka.
Kualitative and kuantitative data.
Kuantitative data adalah data berupa numerik. Kualitative data adalah deskripsi data tanpa numerik. Data kuantitatif membuat penelitian lebih eksplisit karena biasanya menggunakan agregat dan resume.
The Research Proposal
Penelitian dilakukan karena ada ketertarikan terhadap suatu hal, untuk itulah seseorang meneliti. Dalam peneitian kita harus menentukan topik, merancang rencana penelitian, dan pendekatan yang akan digunakan.
Introduction
Paradigma adalah pembuktian cara pandang menggunakan analisis logic. Sedangkan teori hanya memberi penjelasan. Penjelasan logik adalah apa yang dicari theori dengan cara (1)menjelaskan kenapa satu hal terjadi, (2)membuat pola penelitian semakin jelas sehingga dapat membuat kemungkinan lain, dan (3)menemukan melalui penelitian yang empiris
Some Social Science Paradigms

Dalam melihat satu paradigma sangat sulit karena hal ini merupakan asumsi. Jika kita telah menemukan kita setuju pada satu pandangan, maka kita memiliki keuntungan (1)kita dapat mengerti dan menentukan tindakan kita, dan (2)kita dapat menilik keluar paradigma kita untuk memperbaiki pandangan

Macrotheory and Microtheory

Makroteori fokus pada penelitian dalam jumlah agregat yang besar. Mikroteori fokus pada kejadian sehari-hari. Selain itu ada intermedit teori yang disebut mesotheory. Mesoteori membahas organisasi, kelompok, dan kategori sosial.

Early Positivism

Positivism merupakan deskripsi pendekatan ilmiah yang percahya bahwa ilmu pengetahuan dapat dijelaskan secara empiris dan analisis yang logic mengenai apa yang diteliti.

Conflict Paradigm

Paradigma membuat beda pandangan antar apa yang diamati, walaupun sama-sama mengamati dengan membandingkan. Jadi jalan keluarnya dengan menggunakan konsep teritis dan premis untuk membuat hal-hal menjaid lebih jelas.

Symbolic Interactionism

Pemberian label pada keadaan sosial dan pola sosial dalam mengembangkan interaksi sosial. pemberian label ini secara tidak sengaja mengeneralisasi keadaan dan pola sosial yang ada.

Ethnomethodology

Ethnometodologi adalag faham yang berfokus pada cara pandang orang membuat penjelasan akan kehidupan. Paham ini menjelaskan kebiasaan yang ada pada masyarakat, yang jika kita mencoba untuk membuat hal-hal yang berbeda, maka orang akan melihatnya sebagai keanehan.

Structural Functionalism

Sekumpulan orang atau organisasi dapat kita lihat sebagai organisme. Dapat kita lihat bahwa organisme ini memiliki peran dan fungsi masing-masing.

Feminist Paradigms

Adanya ketimpangan antar gender yang terkadang disamakan dengan sekdsualitas.  Berawal dari pendapat bahwa ‘pria sebenarnya telah disediakan kesuksesan melebihi apa yang diketahuinya’. Hal ini membuat perbedaan perlakuan antara pria dan wanita.

Critical Race Theory

Pandangan ini juga memperlihatkan ketimpangan pandangan antar kelas sosial untuk mendapatkan pandangan dan pengertian yang berbeda dari pola sosial atau kelas sosial yang ada.

Rational Objectivity Reconsidered
Dalam melakukan sebuah penelitian, haruslah objektif dan rasional. Dalam penjelasannya pula menggunakan alasan yang objektif dan rasional.
Model ilmu pengetahuan tradisional

Ada tiga unsure utama dari model ilmu pengetahuan tradisional yaitu adalah teori,
operasionalisasi, dan observasi. Menurut para ilmuan teori disini didapatkan dari hipotesis yang telah mereka uji . sebelum menguji hipotesis apapun kita harus benar benar memastikan makna dari semua variable yang terlibat di dalamnya. Lalu selanjutnya kita perlu mengukur variable yangtelah kita cari maknanya tadi, yang terkahir dalam pengamatan model ilmu petahuan tradisional ini adalah melibatkan pengamatan yang sesungguhnya dan melalukan pengamatan dengan nyata.

Perbandingan antara deduktif dan induktif

W. I. B. Beveridge seorang filosof ilmu pengetahuan menggambarkan bhwa ada dua sistem logika yaitu deduktiif dan induktif . jika induktif adalah dari contoh khusus untuk prinsip-prinsip umum, maka induktif adalah sebaliknya yaitua dari umum ke khusus, menerapkan teori untuk kasus tertentu. Hipotesis nol Sehubungan dengan pengujian hipotesis dan
uji signifikansi statistic , bahwa hipotesis yang tidak menunjukan adanya hubungan dengan variable variable lah yang di teliti. Pada dasarnya, jika Anda telah dihipotesiskan positif (atau negatif), Anda berharap bahwa hasilnya memungkinkan Anda untuk menolak hipotesis nol dan memverifikasi hubungan hipotesis Anda. Dan disini ada sedikit penelitian yang bisa membaw akita dalam membedakan antara logika induktif dan deduktif.

Konstruksi teori deduktif

Untuk mencari kunstruksi dari teori deduktif tersebut sebelumnya kita harus berilustrasi bahwa kita sedang membangus sebuah teori deduktif. Langkah pertama dalam konstruksi teori deduktif adalah pemilihan topik pembahasan, pemilihan topik pembahaan ini jugaharus pembahasan yang anada minati, anda memahami topik itu dan anda bisa menjelaskan nya. Setelh pemilihan topik anda harus inventarisasi hal hal apasaja yang anda ketahui tentang topik tersebut pada langkah ini artinya anda harus melakukan pengamatan dan dan mengeluarkan ide ide tetang topik yang anda bahaas bahkan anda harus mempelajari topik bahasan lain menurut ahli ahli lainnya dan hal itu memungkinkan anda untuk menemukan pola pola tertentu berdasarkan pandangan anda yang yang kongkrit . selanjuatnya adalah memperkuat teori anda sebelumnya anda harus memiliki elemen elemen dalam teuori anda untyk memperkuat teori anda diantaranya adalah:

1.      Tentukan topik
2.      Tentukan alamat atau sasaran dari teori anda
3.      Mengidentifikasi dan menentukan konsep utama dan variable
4.      Cari tahu apa yang diketahui (atau apa proposisi telah dibuktikan) tentang hubungan di antara variabel-variabel
5.      Alasan logis mengapa anda memilih topik tersebut

Dengan adaanya kelima elemen tersebut tentu saja akan sangat membantu anda dalam menciptakana teori anda dan setiap elemen nya sangatlah berguna serta berperan penting dalam terciptanya sebuah teori. Elemen elemen trsebutlah kira kira yang digunakan pada ahli ahli dunia dalam menciptakan sebuah teori kecil hingga teori besar yang hingga saat ini bisa bertahan ditengah zaman yang sudah sangat modern ini.
Mari sekarang kita lihat bagai mana konstruksi teori tadi bisa cocok menggunakan teori deduktif actual teori konstruksi dan penelitian empiris Contoh Teori deduktif.

Distribusi Keadilan
Itu adalah sebuah konsep yang menurut saya sangat sangat menarik, yaitu kinsep serta presepsi tentang keadilan, “apakah setiap orang telah mendapatkan keadilan” Guillermina JASSO menjelaskan teori keadilan distributive sebagai berikut teori ini memberikan gambaran matematis kepada individu mengenai kepemilika kepemilikan, keadilan yang mereka berikan kepada orang lain serta keadilan yang mereka dapatkan dari orang lain Meskipun teori sering dinyatakan secara matematis, kita tidak akan menggali terlalu dalam ke dalam praktek itu di sini.

Konstruksi teori induktif.
Tidak jarang para ahli serta ilmuan menciptakan sebuah teori menggunakan jalan teori induktif induktif dengan terlebih dahulu mengamati aspek kehidupan sosial dan kemudian mencari untuk menemukan pola-pola yang mungkin menunjukkan relative prinsip-prinsip universal. Sebuah tradisi antropologi telah membutikan bahwa metode ini berguna dengan sangat baik.

Hubungan antara teori dan penelitian
Dalam model deduktif, Penelitian ini digunakan untuk menguji teori dalam indukntif , teori dikembangkan dari analisis dan data penelitian.
Bagian ini memperlihatkan keterkaitan antara teori dan penelitian serta hubungan denga ilmu pengetahuan sosial . Meskipun kita telah membahas dua model logis untuk menghubungkan teori dan penelitian
Ada dua jenis teori teori yaitu teori induktif dan deduktif induktif adalah dari contoh khusus untuk prinsip-prinsip umum, maka induktif adalah sebaliknya yaitua dari umum ke khusus, menerapkan teori untuk kasus tertentu. Dan kebanyakan para ahli dan para ilmuan menggunakan deduktif untuk mereka menemukan teori akan tetapi tidak jarang juga para ilmuan untuk menemukan serta mengukuhkan teorinya mereka mengunakan tori induktif terlebih dahulu
Sebenarnya natara teori penelitian dan ilmu pengetahuan memiliki kaitan yang sangatlah erat. Contohna adalah tidak akan tercipta serta terwujud sebuah teori jika tidakdilakukan penelitian dan serta tidak adanya ilmu pengetahuan yang membekali hal tersebut
Dalam buku ini pembahsan nya tidak to the point pembahasannya terlalu melebar yang akhirnya membingungkan. Tetapi buku ini membantu pemula dalam belajar melakukan penelitian secara teori maupun non-teori. Walaupun terdapat banyak istilah baru di bawah atau di akhir dari buku ini ada penjelasannya yang akhirnya membuat pemula bisa mengerti apa yang tertera di buku ini. 
Dan buku ini sangatlah membantu untuk seseorang yang ingin melakukan penelitian secara baik dan benar serta bagi orang orang yang ingin menciptakan teori mereka sendiri buku ini sangatlah bagus sekali





Buku 4
Buku 5
Para ilmuan sosial mempelajari ilmu studi sosial muncul pada program menyiarkan berita dan juga surat kabar. Terdapat 5 kesalahan dalam keputusan kita sehari hari tetapi proses penelitian yang mencoba untuk mengurangi kesalahan seperti itu.
1.      Overgeneralization
2.      Pemerhatian selektif
3.      Penutupan prematur
4.      Efek halo
5.      Konsensus palsu

Why do research ?
-          Berdasarkan pada pengetahuan dan Pesan Media Populer
dari media. Ini adalah sebuah gagasan yang baik, tetapi ia mempunyai batasan yang serius. Berbicara kepada orang lain dapat membantu suatu kajian, yang berhubungan dengan suatu karya ilmiah.
-          Karya ilmiah
Komunitas ilmiah membawa ilmu pengetahuan untuk hidup ia menopang asumsi, sikap, dan teknik-teknik ilmu pengetahuan.
 Komunitas ilmiah adalah sebuah lembaga sosial orang, organisasi, dan peran serta kumpulan norma, perilaku-perilaku, dan sikap-sikap yang semuanya yang beroperasi bersama-sama orang-orang biasanya kurang terlibat dalam memajukan ilmu pengetahuan Namun demikian, setiap orang yang menggunakan metode ilmiah dan hasil ilmu pengetahuan, lapisan tengah, atau pinggiran luar, dapat memperoleh keuntungan dari sebuah pemahaman tentang bagaimana masyarakat ilmiah beroperasi dan prinsip-prinsip kunci. Batas-batas dan  keanggotaan komunitas ilmiah adalah kabur dan didefinisikan secara luas. Inti dari komunitas ilmiah adalah terdiri dari para peneliti yang melakukan kajian pada waktu penuh atau secara teratur, biasanya dengan bantuan asisten. Bekerja sebagai asisten riset, lebih atau kurang sebagai magang adalah cara terbaik untuk mempelajari rincian penelitian ilmiah.
Artikel jurnal ilmiah sebuah artikel dalam publikasi khusus yang telah anggota komunitas ilmiah sebagai penonton utama. sebuah sarana untuk menyebarkan ide-ide baru dan penemuan-penemuan di dalam masyarakat ilmiah.
-          Pendekatan kuantitatif untuk Penelitian Sosial
1.      Memilih sebuah topik dari studi profesional atau kepentingan pribadi, Topik-topik yang luas, seperti efek-efek perceraian, alasan untuk kenakalan remaja, dampak homelessness, atau bagaimana para elit menggunakan media.
2.      Fokus pertanyaan, suatu topik yang terlalu luas untuk benar-benar melakukan suatu riset penelitian
3.      Studi design, dimana kita setelah melakukan pertanyaan penilitian, kita perlu merancang studi. Merancang sebuah studi yang memerlukan membuat banyak keputusan-keputusan tentang jenis kasus atau contoh untuk memilih, bagaimana
untuk mengukur faktor-faktor yang relevan, dan teknik penelitian
4.      Mengumpulkan data
5.      Menganalisis data
Kesimpulan
Bab ini dipresentasikan apa penelitian ilmu sosial adalah, bagaimana proses penelitian beroperasi, dan yang melakukan penelitian. Ia juga menggambarkan alternatif untuk penelitian sosial, cara untuk mendapatkan cepat, mudah, dan pengetahuan praktis yang sering berisi kesalahan, mis informasi, dan pertimbangan palsu. Bab ini juga dijelaskan langkah-langkah dari research. Penelitian Ilmu Sosial adalah untuk, tentang, dan dilaksanakanoleh orang-orang. Meskipun perhatian untuk prinsip-prinsip, aturan, atau prosedur, penelitian sosial adalah aktiviti manusia. Para peeliti juga mengembangkan ide-ide kreatif untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang baru dan memahami dunia sosial



Buku 6
Paradigma Penelitian Sosial
1. KUHN dan Paradigma Ilmu ( Thomas Kuhn )
Gagasan paradigma menurut Kuhn memiliki asal usul kuno dan pemikiran yang filosofis. Kuhn membantah pemahaman tradisional tentang ilmu sebagai hal yang kumulatif dan perkembangan linier dari akuisisi ilmu baru. Menurut konsepsi tradisional,  penemuan tunggal dan penemuan ganda akan ditambahkan ke tubuh pengetahuan yang sama. Cara seperti batu bata yang ditempatkan satu di atas dan yang lain diatasnya lagi dalam pembangunan gedung. Menurut Kuhn paradigma adalah proses ilmu pengetahuan dalam arti normal ada juga 'revolutionary' saat dimana kesinambungan dengan masa lalu dilanggar dan konstruksi baru ini dimulai, seperti  untuk mengambil kiasan bangunan dari waktu ke waktu, sebuah bangunan batu bata lama diganti hingga membuat ruang bagi sebuah segi struktur berbeda, misalnya satu gedung pencakar langit yang terbuat dari kaca dan aluminium.
Kuhn mendefinisikan ilmu pengetahuan sebagai fase normal dalam disiplin ilmiah selama yang diberikan banyak menunjukkan paradigma oleh masyarakat ilmiah. S elama fase ini  paradigma pengoperasian tidak digantikan oleh yang lain dalam sebuah 'revolutionary' sebuah disiplin dengan cara ilmiah memang berkembang dalam linear cara kumulatif dan yang telah dikaitkan ke seluruh pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, konsep paradigma seolah berguna untuk menganalisa berbagai frame dasar rujukan yang telah dikemukakan, dan yang masih dievaluasi dalam bidang metodologi penelitian sosial.

2.         Tiga Pertanyaan Dasar
Dalam pertanyaan ontologi ini adalah tentang pertanyaan 'Apa'. Ini menganggap alam dan bentuk kenyataan sosial. Ia menanyakan apakah fenomena sosial adalah tujuan yang nyata dan dunia dianugerahi keberadaan di luar pikiran manusia dan diluar dari penafsiran yang diberikan. Oleh karena itu, jika fenomena sosial yang merupakan representasi dari hal-hal yang terkait dengan pertanyaan filosofis yang lebih umum dari keberadaan sesuatu dan dari dunia luar. Memang, keberadaan sebuah gagasan dalam pikiran memberitahu kita apa-apa tentang keberadaan objek dalam kenyataan, seperti sebuah lukisan dari lembu hutan yang tidak pernah membuktikan keberadaan perjalananmu.
Pertanyaan epistemologi ini adalah pertanyaan tentang hubungan antara hasil yang dihasilkan . Ia menganggap kenyataan sosial memfokuskan diri pada hubungan antara pengamat dan kenyataan yang harus dilihat. Jelas, jawaban untuk pertanyaan ini tergantung pada jawaban untuk pertanyaan ontologi sebelumnya. Jika sudah ada di dalam dunia sosial tersendiri, secara mandiri dari tindakan manusia, cita-cita untuk mencapai dan memahami ini akan lebih objektif serta tanpa takut mengubah cara dari proses kognitif,




3.         positivsm
            Kajian kenyataan sosial memanfaatkan kerangka konseptual, teknik-teknik observasi dan pengukuran, alat-alat analisis matematik dan prosedur membuat kesimpulan dari ilmu pengetahuan alam.
Hingga saat ini sosiologi telah berbuat lebih khusus tidak hanya dengan sesuatu hal  tetapi dengan berbagai konsep-konsep. Memang benar bahwa Auguste Comte menyatakan bahwa fenomena sosial fakta-fakta alam perihal hukum alam. Dengan demikian diakui secara implisit hanya ada sesuatu yang memang menbuat hal hal baru ia mencoba untuk menerapkan prinsip-nya dan simpulkan dari ilmu pengetahuan yang mengandung ide-ide serta ia juga mengambil beberapa obyek studi.
(Durkheim, 1451: 63)
            Dalam paradigma logika positivis, unsur-unsur yang telah dipanggil dalam cara-cara
ilmu alam tersebut terlalu jelas.Mendasari berbagai perwujudan dari segala sesuatu yang sebenarnya ada.  Metode ini oleh pencetusnya dilihat sebagai satu-satunya cara yang sah untuk memperoleh pengetahuan yang benar dalam semua bidang usaha manusia.

4. NEOPOSITIVISM AND POSTPOSITIVISM
            Sepanjang abad ke-20, pendekatan logika positivis terus-menerus direvisi dan
disesuaikan dalam usaha untuk mengatasi- batas intrinsik. Dalam meyakinkan kejelasan dan linear abad ke-19 positivisme memberikan cara untuk sebuah versi abad kedua puluh, yang jauh lebih rumit dan lebih rinci dalam beberapa hal yang bertentangan dan belum jelas. Namun, beberapa asumsi-asumsi dasar masih dipertahankan seperti realisme ontologi ('dunia ada secara mandiri ) dan peran pemerhati empirikal dalam memahami dunia ini.
            Sudut pandang baru ditetapkan keperan utama untuk kecaman-kecaman ilmu pengetahuan  yang filsafat mengabaikan theorization luas untuk melakukan analisis kritis dari teori-teori yang dijabarkan dalam disiplin ilmu tunggal (Schlick berharap untuk melihat saat tidak akan ada lebih banyak buku-buku filsafat, tetapi semua buku-buku akan dituliskan dengan cara falsafah. Ini telah membawa kepada penolakan  besar dari semua masalah metafisis yang tidak dapat dibuktikan.
Oleh karena itu pemahaman tersebut dicap sebagai pemahaman yang sia-sia sebagai gantinya dikhususkan untuk masalah metodologi di setiap ilmu pengetahuan, keanalisa logis dari bahasa mereka dan paradigma mereka dari Penelitian Sosial output teoritis, ke kecaman terhadap asumsi mereka dan paling tidak  untuk prosedur yang dihuraikan lagi persamaannya mendapat konsep secara empiris.
           
5.         Interpretivism
Menurut Weber untuk memahami sebuah tindakan individu agar memperoleh informasi yang cukup untuk memahami motif di belakangnya. Dalam pandangannya, para pengamat memahami subuah tindakan dipelihara setelah mereka dapat menyimpulkan bahwa dalam keadaan yang sama sangat mungkin bahwa mereka juga akan bertindak dengan cara yang sama. Pengertian Weberian membayangkan kemampuan pengamat untuk membunuh dia atau dirinya tetapi actor tidak dengan cara apa pun menyiratkan bahwa sifat perorangan (subjektif) adalah aktor yang transparan. Prosedur gagasan Weberian menandakan pemahaman yang sangat dekat dengan
buku-buku teks dari panggilan logika hal yang terdiri dari rekonstruksi tidak secara langsung dapat diakses oleh motif fakta- fakta crosschecking. (Boudon, 1984: 31, 51)
Fakta empiris, diteruskan untuk mengkoordinasikan mereka ke gambaran yang masuk akal yang bebas dari pertentangan. Jenis ideal ini  kemudian merupakan abstraksi yang datang secara empiris.




Buku 8
Penelitian sosial adalah tentang menjelajahi, menggambarkan, pemahaman, menjelaskan, memprediksi, mengubah atau mengevaluasi beberapa aspek dunia sosial... pertanyaan “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” (Blaikie, 1993:4).

“Social World” atau dunia sosial merupakan ranah dimana penelitian dilakukan. Di dunia sosial mencangkup banyak aspek-aspek atau fenomena-fenomena yang menarik untuk diteliti. Penelitian sulit dilakukan tanpa memiliki adanya pengetahuan. Pengetahuan dasar mengenai apa yang akan diteliti perlu untuk diketahui. Untuk itu perlu untuk memahami pengetahuan.
Apa itu Pengetahuan :
(1) Informasi atau kesadaran tentang sesuatu, masalah,fakta;
(2) Memahami masalah, fakta, isu.

Dengan memahami pengetahuan mengenai fenomena yang akan diteliti, maka akan berdampak pada bagaimana cara kita berfikir dan menentukan pola penelitian sosial. Cara berfikir dalam melihat dan menelaah suatu fenomena pasti memiliki cara yang berbeda-beda
1.       Kepercayaan, kadang kita berpegang pada apa yang kita ketahui karena kita percaya itu benar, namun keyakinan kadang kala sulit untuk digantikan oleh fakta yang bahkan sudah ada buktinya. Sebagai peneliti sosial perlu untuk menentang keyakinan kita sendiri dan asumsi.
2.       Pengetahuan Otoritatif, kita merasa yakin bahwa al-kitab, seorang pemimpin, atau guru memiliki otoritas tinggi sebagai sumber pengetahuan. Sebagai peneliti sosial harus dipertanyakan otoritas seperti sumber pengetahuan.
3.       Pengalaman, pengetahuan dapat dibangun dari pengalaman selama bertahun-tahun. Namun, sebagai peneliti sosial kita perlu merenungkan pengetahuan dan keterampilan yang kita peroleh dari pengalaman dan bagaimana ini mempengaruhi ketertarikan kita dan apa yang kita lakukan.
4.       Pengetahuan Teoritis, sebuah ide atau teori membantu kita untuk mengetahui jawaban untuk suatu masalah atau menjelaskan suatu aspek dunia sosial kita. Namun, sebagai peneliti sosial perlu untuk mengidentifikasi teori yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan teori-teori yang digunakan oleh orang lain di aspek dunia sosial.
5.       Pengetahuan Empiris, pengetahuan yang didasarkan pada bukti penelitian. Tersedia data yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis. Sebagai peneliti sosial perlu mengembangkan keterampilan untuk memungkinkan mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis, mengembangkan teori-teori yang berbasis pengetahuan.

Blaikie menunjukkan bahwa ada pendekatan untuk kebenaran, mencerminkan penelitian sosial cara melihat dunia sosial :
Kita hanya dapat mendekati kebenaran tetapi kita tidak pernah tahu kapan kita telah menemukan kebenaran itu... pengetahuan kita dibatasi oleh fakta bahwa realitas tidak bisa diamati secara langsung, tetapi hanya melalui konsep dan teori-teori yang kita gunakan: mengubah konsep-konsep dan teori-teori dan apa yang tampaknya kenyataan juga akan berubah. Posisi yang lebih radikal mengklaim bahwa pengetahuan dunia terutama dalam dunia sosial, relatif dalam waktu dan ruang: tidak ada kebenaran mutlak (Blaikie, 1993:6)
Teori dapat membantu menelaah fenomena dan menjadi podasi dasar dalam memulai penelitian sosial. Pemahaman mengenai teori yakni ide atau konsep terkait yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan memahami peristiwa, situasi, serta fenomena sosial. Konsep merupaka ide abstrak yang merangkum cara menggambarkan atau berfikir tentang fenomena sosial. Melalui teori dan konsep dasar bisa lebih memudahkan untuk mencari kebenaran atas suatu permasalahan.

Ontologi
Ontologi merujuk pada cara melihat dunia sosial dan femomena sosial.fenomena sosial ini dapat mencangkup kelompok sosial orang-orang seperti keluarga, jenis kelamin, kelompok etnis, institusi dan organisasi, situasi sosial, dan perilaku sosial (termasuk penelitian sosial itu sendiri)
Epistemologi
Epistemologi adalah teori pengetahuan, menampilkan pandangan dan pembenaran untuk apa yang dianggap sebagai pengetahuan. Apa yang dapat diketahui dan kriteria sebagai pengetahuan seperti itu harus memenuhi untuk dipanggil sebagai pengetahuan daripada keyakinan. Tiga posisi epistemologi berbeda : positivisme, interpretivisme, dan realisme.
Positivisme          Pengetahuan didefinisikan sebagai yang dapat diamati oleh indra.
Pengetahuan tentang fenomena sosial didasarkan pada apa yang dapat diamati  dan dicatat daripada pemahaman subjektif.
Biasanya data dikumpulkan untuk menguji hipotesis yang telah dihasilkan dari teori yang sudah ada.
Peneliti itu independen dan tidak memiliki dampak pada data – peneliti harus objektif.
Interpretivisme         fokus utama adalah pada bagaimana orang menafsirkan dunia sosial dan fenomena sosial
                                 Mengungkap dan bekerja dengan maka subjektif
                                 Fenomena sosial yang tidak selalu diamati oleh indra tetapi dapat ditafsirkan sesama manusia.
Realisme                   mengidentifikasi baik mekanisme tersembunyi dan mengamati efek.

Dalam bagian ini kita telah melihat ide-ide yang bisa membantu berfikir tentang topik penelitian sosial, mengidentifikasi pertanyaan penelitian atau hipotesis dan desain penelitian yang memungkinkan untuk menjawab pertanyaan atas masalah yang muncul.
1.      Mengetahui tentang topik penelitian yang akan ditinjau.
2.      Ada berbagai cara untuk melihat dunia sosia; dan pendekatan yang berbeda untuk mengumpulkan pengetahuan tentang fenomena sosial.
3.      Mengidentifikasi berbagai jenis data yang mungkin tersedia di bagian riset penelitian.
4.      Berpikir tentang posisi ontologis dan epistemologis yang berbeda pendapat, membuka kemungkinan menggunakan metodologi penelitian dan pengumpulan data dan metode analisis lainnya.



Tugas Resum 1
Nama Kelompok:
v  Akbar Bintang Putranto                      1416071005
v  Baron Tambusai                                  1416071017
v  Debra Andini                                      1416071023
v  Putri Dumora Nasution                       1416071064
v  Rani Kurniati                                      1416071065
v  Rina Junita                                          1416071069
v  Theresia Cassandra Saka V                 1416071079

Daftar Pustaka

Babbie, Earl. 2014. “The Basics of Social Research 6th Edition”. Farmington Hills: Wadsworth Publishing.
Bryman, Alan. 2012. “Social Research Methods 4th Edition”. New York: Oxford University Press.
Corbetta, Piergiorgio. 2003. “Social Research: Theory, Methods and Techniques”. London: SAGE Publications.
Matthews, Bob dan Ross, Liz. 2010. “Research Methods, A Practical Guide for The Social Sciences”. Harlow: Pearson
Education.
Neuman, W Lawrence. 2013. “Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches 7th Edition”. Harlow:
Pearson Education.

Walliman, Nicholas. 2011. “Research Methods: The Basics”. London: Routledge.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar