Terrorisme
Pada review ini, ditekankan pada isu terorisme. Isu
terorisme sendiri mulai menjadi isu panas di dalam hubungan internasional
adalah pasca terjadinya tragedi 9/11. Korban dari kasus tersebut lebih dari 3000
orang yang meninggal. Namun hal ini sebenarnya bukanlah kasus besar jika kita
bandingkan korban meninggal dunia yang diakibatkan oleh pasokan air bersih yang
sangat minimal di daerah selatan, tragedi rwanda genosida yang juga
mengakibatkan meninggal sejumlah korban 9/11, serta kasus mall nutrisi yang
mengancam 700 juta orang. Serangan 11/9 ini dirasa menarik perhatian publik
karena yang penyerangan dilakukan oleh masyarakat sipil yan menggunakan pesawat
komersil, menyerang pusat Amerika Serikat, dan menimbulkan efek langsung karena
juga disiarkan di banyak media. Ditambah lagi keberhasilan Bush membuat masa “Amerika
baru” dan juga deklarasi Amerika dalam menyatakan militernya sebagai pusat pasukan
militer dunia dan memiliki power yang super.[1]
|
Buku
|
Devinisi
|
Cause of terrorism
|
1.
|
![]() |
Premeditated,
politically motivated
Violence
perpetrated against non-combatant targets by sub-national groups or
Clandestine
agents, usually intended to infl uence an audience
|
·
Tend not to rise to positions
of authority
·
Ideology which is extreme and
is not truly representative
|
2.
|
![]() |
Political terrorism is the use, or threat of use, of violence
by an individual or a
Group, whether acting for or in opposition to established
authority, when such
Action is designed to create extreme anxiety and/or
fear-inducing effects in a
Target group larger than the immediate victims with the
purpose of coercing That group into acceding to the political demands of the
perpetrators.
|
Socio-economic
position and had had little political power for generations.
|
|
|
|
|
Definisi dari terorisme sendiri adalah ancaman dengan
menggunakan kekerasan dan menakut-nakuti untuk memaksa, memengaruhi dan mencari
perhatian publik. Pemerintahan as menambahkan definisinya dengan niat dibalik melakukan
terrorism adalah politis. Kemudian lebih jauh lagi, terorism dikatakan bukan
hanya dilakukan oleh aktor-non negara, bahkan banyak pemimpin negara juga
dikatakan teroris karena tindakannya yang menentang kedaulatan. Namun, bukan
hanya aktor non-negara yang diindikasikan sebagai pelaku terrorism, negara juga
dapat menjadi pelaku terrorism seperti yang dilakukan as di timur tengah.
Terorisme juga memiliki gelombang pasang dan balik, yaitu[2]:
·
1880 dimana fous terorisme
masih pada perjuangan revolusi.
·
1920 dimana fokus terorism
sudah pada anti-kolonialisme.
·
1960 terorisme sudah
berfokus pada gerakan anti kesenjangan ekonomi
·
1979 terorisme sudah mulai
pada gerakan agama seperti saat ini.
Dari gelombang terorisme yang terjadi itu, kita dapat
menarik kesimpulan atas alasan dilakukannya terorisme, yaitu are (1) gaining
publicity and media attention, (2) destabilizing polity and (3) damaging
economi.[3] Terrorism
dikatakan seagai orang ekonomis yang rasional dan tindakan korupsi dilakukan
unutk memenuhi keuntungan dan kegunaan yang ingin dicapat. Dalam melakukan
terrorism, ada pengaruh penyebab yang dijabarkan dibawah ini, merupakan pemicu
adanya terrorism

Tidak ada komentar:
Posting Komentar